Home » » Prinsip-prinsip Inovasi

Prinsip-prinsip Inovasi

Written By Unknown on 23/09/14 | 9/23/2014

Inovasi yang sistematis dan bertujuan dimulai dari analisis terhadap sumber peluang baru. Sumber peluang baru memiliki kepentingan yang berbeda pada waktu yang berbeda, tergantung pada konteksnya. Demografi misalnya, sangat kurang diperhatikan oleh inovator untuk sebuah proses industri dasar. Hal yang sama, pengetahuan baru mingkin hanya memiliki sedikit relevansi dengan sesorang yang menemukan instrumen sosial untuk memenuhi kebutuhan akibat adanya perubahan demografi atau aturan pajak. Tetapi apa pun situasinya, inovator harus menganalisa semua sumber peluang.



Agar efektif, sebuah inovasi haruslah sederhana dan fokus. Inovasi seharusnya hanya melakukan satu hal, jika tidak, imovasi akan membuat orang menjadi bingung. Bahkan inovasi yang menciptakan pengguna dan pasar yang baru seharusnya diarahkan menuju penetapan desain yang spesifik, jelas, dan hati-hati. Inovasi yang efektif dimulai dari hal yang kecil, inovasi bukanlah sesuatu yang megah. Inovasi dapat berupa sesuatu yang memungkinkan misalnya kendaraan bergerak untuk membangkitkan tenaga listrik ketika berjalan di sepanjang rel kereta api.

Pada kenyataannya, tidak seorang pun yang dapat meramlakan apakah sebuah inovasi akan berakhir menjadi bisnis besar atau hanya pencapaian yang sedang-sedang saja. Tetapi walaupun hasilnya sedang-sedang saja, inovasi yang sukses sejak awal ditujukan untuk menjadi patokan standar, dalam menentukan bisnis yang mendahului yang lain. Jika sejak awal suatu inovasi tidak mengarah pada kepemimpinan, maka inovasi itu mungkin tidak cukup inovatif.

Hal yang terpenting, inovasi adalah sesuatu yang bekerja dan bukanya sesuatu yang jenius. Inovasi memerlukan pengetahuan, inovasi sering memerlukan kecerdikan dan inovasi memerlukan fokus. Jelas ada seorang inovator yang lebih berbakat daripanya yang lainnya, tetapi bakat mereka bera da di bidang yang sudah jelas. Tentu saja seorang inovator jarang bekerja pada lebih dari satu bidang. Seperti halnya Thomas Alfa Edison, untuk pencapaian sistematisnya yang inovatif, ia hanya bekerja dalam bidang kelistrikan.

Dalam inovasi, seperti juga usaha lainnya, terdapat bakat, dan pengetahuan. Tetapi ketika semua telah dikatakan dan dikerjakan, maka yang dibutuhkan oleh inovasi adalah kerja keras, fokus, dan tujuan. Jika tidak ada ketekunan, kegigihan, dan komitmen, maka tidak ada bakat, kecerdikan dan pengetahuan
Karena sebuah inovasi itu bersifat konseptual dan mudah untuk dipahami, maka seorang inovator sebaiknya pergi keluar dan melihat, bertanya serta mendengarkan. Inovasi yang sukses menggunakan keduanya, sisi kanan dan kiri otak. Mereka berkembang secara analitis tentang suatu inovasi yang harus memenuhi suatu peluang. Kemudian mereka keluar dan melihat pada pengguna potensial untuk mempelajari ekspektasi, nilai, dan kebutuhan penggunanya.(Arh/hbr.org)
Share this article :

Posting Komentar

Subscribe via RSS Feed If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
 
Support : 'your link' | 'your link' | 'your link'
Copyright © 2014. ABYAKSA BUANA INFORMASI - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger