Home » » SABAK ALAT TULIS TEMPO DULU

SABAK ALAT TULIS TEMPO DULU

Written By Unknown on 10/09/14 | 9/10/2014

Teknologi semakin berkembang cepat, manusia kini begitu dimanjakan dan dimudahkan berkat kemajuan perkembangan teknologi. Sampai-sampai dalam menulis sesuatu pun tak lagi banyak memerlukan sebuah alat berupa bolpoint atau pensil dengan medianya sebuah buku. Kini hanya dengan sentuhan jemari kita dapat menuliskan sesuatu di handphone, laptop dan juga ipod ataupun tablet.

Saya jadi teringat akan cerita kakek dan ayah saya yang dulu saat sekolah begitu mengandalkan daya ingat yang lumayan cukup menguras tenaga, mengapa bisa demikian? Ternyata tempo dulu siswa sekolah tidak dibekali yang namanya buku dan alat tulisnya. Mereka hanya dibekali yang namanya sabak, tahukah Anda apakah sabak itu? bagi sebagian orang yang pernah mendengar tentang sabak dari cerita kakek dan ayahnya tentunya mengetahui akan sabak.

Alat Tulis Sabak dan Grip
Sabak adalah sebuah alat tulis yang terbuat dari batu,  dimana sebagai media untuk menulisnya berbentuk persegi panjang yang kalau kita perhatikan gambar diatas mirip sekali dengan bentuk tablet masa kini. Dan sebagai alat untuk menulisnya bernama grip.

Dalam penggunaannya sabak adalah bukunya sedang grip berperan sebagai bolpoin-nya. Namun, sabak tidak seperti sebuah buku yang dapat menyimpan hasil tulisan. Biasanya selesai mirid-murid menulis apa yang diterangkan oleh guru, apa yang sudah ditulis dihapalkan selanjutnya sabak dihapus untuk melanjutkan materi pelajaran berikutnya. Inilah suatu kelebihan orang-orang tempo dulu dimana fokusnya mereka dalam menangkap pelajaran dan betapa hebatnya daya ingat mereka. Sulit untuk dibayangkan betapa repotnya pada masa itu, yang seakan-akan hidup dizaman batu padahal pada zaman itu sudah ditemukan kertas dan tinta namun harganya mahal dan tidak terjangkau.

Tetapi dari keterbatasan dan kesulitan itu justeru telah melahirkan orang-orang hebat pada zamannya. Dengan terbiasanya fokus pada tujuan dan daya ingat yang tinggi telah menempa orang-orang pada zaman tersebut memiliki daya pikir yang tajam, kritis dan berwawasan untuk maju. Dibalik kesukaran terdapat rencana dan rancangan yang indah yang Tuhan persiapkan untuk kita, dengan kesukaran telah menjadikan mereka memiliki mental yang kuat dan kritis.

Kini kita yang hidup dizaman yang begitu dimudahkan segalanya seharusnya dapat lebih kritis dan memiliki wawasan yang lebih luas untuk tumbuh dan berkembang serta memiliki keinginan yang kuat untuk memajukan negeri ini. Bukan sebaliknya dengan segala kemudahan ini malah membuat kita cenderung menjadi malas, seharusnya dengan kemajuan teknologi disegala bidang ini menjadikan kita semakin giat baik menggali informasi maupun mencipta sebuah alat baru ataupun mengembangkan teknologi yang ada menjafi lebih baik lagi. Sudah saatnya Indonesia bangkit dan berdiri tegak dikaki sendiri seperti cita-cita para pendiri negeri ini. Jika pemerintah kita masih bobrok dan borok serta tak dapat diandalkan kenapa tidak kita berjuang dan memperjuangkan kemajuan negeri ini lewat karya yang dapat kita hasilkan.

 Pada zaman sabak telah melahirkan orang-orang yang hebat yang memiliki dasar kuat untuk memajukan negeri ini. Tentunya diera tabket dapat melahirkan orang-orang yang memiliki intergritas dan wawasan yang lebih tinggi untuk memajukan negeri ini.


 Sabak kini telah berevolusi menjadi tablet yang memberikan kemudahan dalam beroleh informasi maka selayaknya terlahir manusia-manusia Indonesia yang berwawasan luas, dan memajukan negeri yang kaya ini. (abya/dari berbagai sumber)
Share this article :

Posting Komentar

Subscribe via RSS Feed If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
 
Support : 'your link' | 'your link' | 'your link'
Copyright © 2014. ABYAKSA BUANA INFORMASI - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger