Kita hidup di era yang tak terduga, jika memiliki ambisi dan cerdik, pasti dapat
naik ke puncak profesi pilihan Anda. Untuk dapat melakukan hal ini dengan baik,
perlu ditanamkan pemahaman mendalam tentang diri sendiri, tak hanya mengenai
kekuatan dan kelemahan tetapi juga bagaimana Anda belajar, bekerjasama dengan
oranglain, dan nilai-nilai yang Anda pegang, serta ke mana kontribusi terbesar
diberikan. Karena hanya bekerja dengan keunggulan, Anda dapat mencapai
kesempurnan yang sesungguhnya.
Orang-orang besar sepanjang sejarah, Napeloen, da Vinci,
Mozart, selalu mengelola diri mereka sendiri. Secara keseluruhan, itulah yang
membuat mereka besar. Tetapi orang-orang seperti mereka jarang ada, sangat baik
dalam hal bakat maupun pencapaian sehingga dianggap melampaui manusia biasa.
Kebanyakan dari kita, bahkan sebagian dengan karunia yang tidak terlalu besar,
diharuskan untuk belajar mengelola diri. Kita harus belajar mengembangkan diri,
kita harus memosisikan diri di tempat kita dapat memberikan kontribusi
terbesar. Dibawah ini ter dapat tujuh langkah yang dapat membantu dalam
mengetahui tentang diri kita.
1. Apa Kekuatan Saya?
Sepanjang sejarah, orang merasa tidak perlu mengetahui
kekuatannya. Seorang dilahirkan dengan posisi dan garis tertentu, seorNg anak
petani akan menjadi petani, putri seorang montir akan menjadi istri montir.
Akan tetapi sekarang orang memiliki pilihan. Mengenali kekuatan merupakan
keharusan agar dapat mengetahui dimana kita semestinya berada.
Cara untuk menemukan kekuatan Anda adalah melalui analisa
umpan balik. Ketika Anda membuat keputusan atau mengambil tindakan penting,
tuliskan kejadian yang Anda harapkan akan terjadi. Sembilan atau 12 bulan
kemudian, bandingkan hasil nyata dengan harapan Anda.
Analisa umpan balik, jika diterapkan secara konsisten, dalam
waktu dua hingga tiga tahun, metode ini
akan menunjukkan letak kekuatan Anda. Metode ini juga menunjukkan titik
dimana Anda tidak kompeten. Akhirnya, metode ini menunjukkan titik kelemahan
Anda dan tugas-tugas yang tidak dapat Anda jalankan dengsn baik.
Analisa umpan balikdiikuti dengan implikasi berupa beberapa
tindakan.
Pertama dan terutama, konsentrasikan pada kekuatan Anda.
Tempatkan diri pada titik di mana kekuatan Anda membuahkan hasil.
Kedua, tingkatkan kekuatan Anda. Hasil analisis ini dengan
cepat akan memperlihatkan titik di mana Anda perlu meningkatkan dan memperoleh
keterampilan baru.
Ketiga, analisis umpan balik akan menemukan di mana
keangkuhan intelektual yang melumpuhkan ketidaktahuan Anda, dan kemudian
mengatasinya. Dalam hal ini juga berkaitan dengan etika sopan santun, dimana
sopan santun adalah bagaikan pelumas dalam sebuah organisasi. Adalah hukum alam
bahwa gesekan akan muncul ketika dua tubuh bergerak dan bersentuhan satu sama
lain. Jangan remehkan hal kecil, walau hanya sekedar ucapan terimakasih atau
silahkan serta mengetahui nama seseorang atau menanyakan kesehatan keluargnya.
2. Bagaimana Saya Berkinerja?
Begitu banyak orang yang bekerja bukan dengan cara mereka
sendiri, dan itu menjamin tidak adanya kinerja. Seperti halnya talenta
seseorang, , bagaimana seseorang berkinerja adalah sesuatu yang unik. Hal itu
berkaitan dengan kepribadian. Apakah kpribadian itu alami atau dikembangkan,
tentun saja dibentuk jauh sebelum seseorang pergi bekerja.
Dan bagaimana seseorang berkinerja adalah bakat atau
pemberian (given), demikian juga dengan kelebihan atau kekurangan seseorang.
Kinerja seseorang dapat sedikit dimodifikasi, tetapi tidak mungkin menjadi
benar-benar berubah dan tentunya bukan hal yang mudah. Pada saat seseorang
berhasil melakukan sesuatu dengan baik di bidang keahlian mereka, pada saat
yang sama mereka juga mencapai keberhasilan dengan melakukannya sesuai dengan
cara terbaik mereka.
3. Apakah saya seorang pembaca atau pendengar?
Pertama-tama Anda harus tahu apakah Anda termasuk tipe
pembaca atau pendengar. Sedikit sekali orang yang tahu bahwa mereka seorang pembaca
dan pendengar, dan jarang sekali ada orang yang merupakan keduanya. Bahkan
lebih sedikit lagi orang yang tahu bahwa mereka adalah satunya.
Setelah Anda mengetahui bahwa diri Anda adalah tipe pembaca
ataupun pendengar bekerjalah berdasarkan dari tipikel yang ada pada diri Anda
sendiri, jangan pernah mengubah ataupun menjadi orang lain.
Sedikit sekali pendengar yang dapat diciptakan, atau membuat
dirinya menjadi pembaca yang kompeten, begitu juga sebaliknya. Pendengar yang
mencoba untuk menjadi pembaca akan menemui kegagalan begitu juga sebaliknya.
Jadi dalam hal ini hanya menjadi diri sendirilah yang akan membawa Anda
kejenjang keberhasilan.
4. Bagaimana Saya Belajar?
Hal kedua untuk nengetahui cara kerja seseorang adalah
dengan mengetahui cara belajarnya. Banyak penulis kelas atas salah satunya
adalah Winston Churchill tidak memiliki prestasi yang baik di sekolah. Mereka
cenderung mengenang masa sekolahnya sebagai masa penyiksaan. Mungkin, mereka
tidak terlalu menikmati sekolah, tetapi hal terburuk yang mereka derita adalah
kebosanan. Penjelasannya adalah bahwa lazimnya penulis tidak boleh belajar
dengan cara menulis. Karena sekolah tidak mengizinkan mereka untuk belajar
dwngan cara ini, maka mereka mendapatkan nilai buruk.
Sekolah di mana pun disusun dengan asumsi bahwa hanya ada
satu cara tepat untuk belajar dan cara ini berlaku bagi semua orang. Tetapi
tekanan untuk belajar dan cara ini berlaku bagi semua orang Tetapi tekanan untuk belajar dwngan cara yang
diajarkan di sekolah adalah ibarat neraka bagi pelajar yang memiliki cara
belajar berbeda. Sebenarnya mungkin terdapat banyak cara lain untuk belajar.
Dari semua bagian penting tentang pwngetahuan mengenai diri sendiri, memahami cara Anda
belajar adalah sesuatu yang paling mudah untuk sikuasai. Inti dari semua itu
mengandung pengulangan bahwa jangan mencoba untuk mengubah diri Anda,
kemungkinan tidak akan berhasil. Tetapi bekerjakeraslah untuk meningkatkan cara
Anda berkinerja. Cobalah untuk tidak melakukan pekerjaan yang tidak Anda kuasai
atau pekerjaan Anda itu tidak akan menghasilkan apa pun.
5. Apa nilai-nilai saya?
Untuk dapat mengelola diri Anda, pada akhirnya Anda harus
bertanya, apa saja nilai saya? Ini bukan pertanyaan tentang etika. Sehubungan
dengan etika, aturan yang berlaku akan sama bagi setiap orang, dan ujian ini
sangat mudah.
Pada awal abad ke-20, diplomatb yang paling dihormati di
antara semua negara besar adalah duta besar Jerman untuk Inggris. Jelas ia
ditakdirkan untuk suatu hal besar, yaitu menjadi msenteri luarnegeri bagi
negaranya, setidaknya kanselir bagi federalnya. Namun pa da tahun 1906 dengan
tiba-tiba ia mengundurkan diri karena menolak mwemimpin acara makan malam yang
diadakan korps diplomatik bagi Edward VII. Raja Edward adalah sosok yang
terkenal dengan kesenangannya bermain cinta dan sudah jelas makan malam seperti
apa yang dikehendakinya. Duta besar dilaporkan berkata, "Saya tidak mau
melihat seorang mucikari di cermin saat saya bercukur pada pagi
hari." Inilah yang disebut uji
cermin.
Etika mengharuskan Anda untuk bertanya pada diri semdiri,
jenis orang seperti apa yang ingin saya lihat dicermiN pada pagi hari? Etika
yang berlaku dalam suatu organisasi atau situasi, juga berlaku sebagai etika
perilaku di tempat lain. Tetapi etika hanya bagian dari sistem nilai, khususnya
sistem nilai organisasi. Bekerja dalam suatu organisasi yang memiliki sisyem
nilai seseorang akan menyebabkan seseorang merasa frustasi dan tidak dapat
bekerja dengan baik.
Seperti halnya manusia, organisasi memiliki nilai. Agar
dapat bekerja efektif dalam suatu organisasi, nilai seseorang harus cocok
dengan nilai organisasinya. Nilai ini tidak harus sama, tetapi harus cukup
berdekatan untuk dapat hidup bersama. Jika tidak, orang itu tidak hanya akan
merasa frustasi tetapi juga tidak akan memberikan hasil.
6. Di mana tempat saya?
Segeliintir orang sudah tahu sejak dini tempat yang tepat
bagi mereka. Ahli matematika, musikus, dan jurumasak, biasanya telah menjadi
ahli matematika, musikus, atau jurumasak sejak mereka berusia 4 atau 5 tahun.
Dokter biasanya memutuskan karier mereka pada usia belasan tahun, atau mungkin
lebih muda. Tetapi kebanyakan orang yang sangat berbakat, belum bemar-benar
mengetahui tempat mereka sampai melalui usia pertwngahan 20 tahunan. Walaupu.
sejak saat itu seharusnya mereka sudah tahu jawaban dari ketiga pertanyaan ini:
apa kekuatan saya. bagaimana saya bekerja, dan apa saja nilai-nilai saya.
Kemudian mereka dapat dan harus memutuskan di mana tempat mereka.
Karier yang sukses tidak direncanakan. Karier itu berkembang
ketika orang telah siap dalam menghadapi peluang karena merek mengetahui
kekuatannya, metode kerjanya, dan nilai-nilainya. Mengetahui tempat yang tepat
bagi seseorang dapat mengubah orang biasa (seorang pekerja keras dan kompeten,
dan bukannya mereka yang rata-rata) menjadi pekerja kinerja terkemuka.
7. Apa yang harus saya kontribusikan?
Sepanjang sejarh, banyak orang tidak pernah bertanya,
"Apa yang harus saya kontribusikan?" Mereka diperintahkan untuk
mengontribusikan sesuatu, dan tugas mereka didikte oleh pekerjaan itu sendiri
(seperti petani maupun montir) atau oleh tuan besar (seperti pembantu rumah
tangga). Sampai belum lama berselang, masih ada anggapan bahwa kebanyakan orang
adalah bawahan yang melakukan perintah.
Kemudian pada akhir 1960, tidak ada lagi seorang pun yang
maua diperintah. Laki-laki dan perempuan muda mulai bertanya, apa yang ingin
dilakukan? Dan mereka mendengar bahwa cara untuk berkontribusi adalah dengan
"mengerjakan bagianmu sendiri?" , tetapi solusi ini sama kelirunya
dengan yang pernah dilakukan oleh orang organisasim Sedikit sekali orang yang
yakin bahwa mengerjakan bagiannya sendiri akan mengarah pada kontribusi,
pemenuhan diri, kesuksesan, atau salah satu dari ketiga hal itu.
Jadi pertanyaan yang seharusnya muncul adalah, dimana dan
bagaimana saya dapat mencapai hasil yang dapat menciptakan perbedaan dalam
waktu satu swtengah tahun kedepan? Jawabannya harus dapat menyeimbangkan
beberapa hal. Pertama, hasilnya harus sulit dicapai atau sewaktu-waktu dapat
diperluas. Tetapi hasil ini juga harus berada dalam jangkauan pencapaian.
Mengharapkan hasil yang tidak dapat dicapai bukanlah ambisius, namun bodoh.
Kedua, hasil itu haruslah berarti. Hasilnya harus dapat memberikan perbedaan.
Terakhir, hasil harus dapat dilihat dan jika mungkin bersifat terukur. Dari
sini muncul suatu rangkuman tindakan, yaitu apa yang akan dilakukan, darimana
dan bagimana memulai, untuk tujuan apa, dan batasan waktu yang disusun untuk mencapai
tujuan itu. (arh/sumber kumpulan artikel Peter F. Drucker, Havard Business
Review, edisi Maret-April 1999)
Posting Komentar