Home » » KLASIFIKASIKAN KEPUTUSAN

KLASIFIKASIKAN KEPUTUSAN

Written By Unknown on 13/09/14 | 9/13/2014

Pembuat keputusan yang efektif harus mempertanyakan: Apakah kondisi ini bersifat mendasar atau hanya penyimpangan sementara? Sesuatu yang bersifat umum atau mendasar harus diatasi oleh serangkaian peraturan, namun bila hanya berupa sementara atau pengecualian maka dapat diatasi pada saat kemunculannya saja.

Pada intinya, eksekutif harus dapat membedakan empat jenis kejadian yang berbeda.

Pertama, ada kejadian yang sifatnya generik, di mana kejadian yang muncul hanya gejala. Sebagian besar "masalah" yang muncul dalam pekerjaan elsekutif berasal dari kondisi ini. Keputusan inventory dalam bisnis misalnya, bukan suatu "keputusan". Itu adalah penyesuaian, masalahnya bersifat umum. Hal seperti ini tampaknya lebih banyak terjadi di dalam organisasi pabrikan. Misalnya;

Tim pengendalian produk dan engineering biasanya menangani ratusan masalah dalam sebulan. Namun ketika dilakukan analisis, terbukti bahwa sebagian besar masalah hanyalah gejala dan manifestasi dari suatu situasi yang mendasari. Insinyur produksi yang bekerja di salah satu bagian pabrik biasanya tidak melihat hal ini. Mungkin satu-satunya masalah yang ia lihat adalah sambungan pipa penyalur uap atau cairan panas.

Ketika dilakukan analisis terhadap beban kerja kelompok secara keseluruhan selama beberapa bulan, maka masalah yang bersifat umum akan terlihat. Akan terlihat bahwa tekanan terhadap sambungan saluran sudah terlalu besar sehingga harus dirancang ulang agar mampu dilewati oleh beban yang lebih berat. Pengendali proses akan terus menerus mengahbiskan waktu untuk mengatasi kebocoran sampai analisa tersebut ditemukan.

Kejadian kedua adalah masalah yang walaupun sifatnya unik bagi suatu institusi tetapi sebenarnya bersifat generik. Bahan perenungan:

Perusahaan yang menerima penawaran untuk merjer dengan perusahaan lain yang lebih besar, tidak akan menerima penawaran semacam itu lagi jika penawaran tersebut diterima. Ini bukan situasi yang sifatnya berulang sejauh diperhatikan oleh perusahaan, dewan direktur dan manajemen. Tetapi tentu saja ini adalah situasi generik yang sering terjadi. Menerima atau menolak penawaran tersebut tetap membutuhkan aturan standar dan bagaimanapun juga eksekutif harus bercermin pada pengalaman perusahaan lain.

Contoh berikut adalah kejadian yang benar-benar pengecualian yang harus dibedakan oleh eksekutif

Kegagalan energi listrik terbesar yang membuat seluruh Northeastern di Amerika Utara, mulai St. Lawrence sampai Washington menjadi gelap gulita pada bulan November 1965, menurut penjelasan pertama adalah benar-benar situasi pengecualian. Demikian juga dengan tragedi thalidomide yang menyebabkan banyaknya bayi dilahirkan dengan cacat tubuh pada awal 1960. Kemungkinan terjadinya kedua peristiwa itu, menurut informasi yang didapat, adalah satu dari dua puluhan juta atau satu dalam ratusan juta. Dan kedua kejadian ini tidak mungkin terulang seperti halnya tidak mungkin bagi sebuah kursi untuk terpisah menjadi unsur-unsur atomnya.

Namun kejadian yang benar-benar unik sangat jarak terjadi. Ketika hal itu muncul, pengambil keputusan harus bertanya, apakah ini benar-benar perkecualian atau hanya manifestasi awal dari suatu kasus jenis baru? Dan hal ini (manifestasi awal dari masalah yang besifat generik) adalah kategori keempat dan terakhir yang dihadapi dalam proses pengambilan keputusan. Berikut:

Kita telah tahu sekarang bahwa baik kegagalan energi listrik di Northeastern maupun tragedi thalidomide hanyalah kejadian pertama, dalam kondisi teknologi listrik modern atau farmasi modern, sesuatu yang mungkin akan cukup sering terjadi jika solusi yang bersifat generik tidak ditemukan.

Semua kejadian, kecuali yang benar-benar unik, memerlukan solusi yang bersifat generik. Semua itu perlu aturan, kebijakan, dan prinsip. Jika prinsip yang benar sudah dikembangkan, maka semua manifestasi dari situasi generik yang sama dapat ditangani secara pragmatis dengan menyesuaikan aturan terhadap situasi kasus konkret. Namun kejadian yang benar-benar unik harus diperlakukan secara individual. Eksekutif tidak dapat mengembangkan peraturan untuk kejadian yang sifatnya perkecualian

Sejauh ini kesalahan yang paling sering dilakukan oleh pengambil keputusan adalah memperlakukan situasi yang sifatnya generik seolah-olah adalah serangkaian kejadian unik yaitu bersikap pragmatis ketika kurangb pemahaman dan prinsip umum. Dapat dipastikan bahwa mereka akan merasa frustasi dan sia-sia.

Sebagai bahan perenungan dalam kasus seperti itu tampak jelas pada serangkaian kegagalan kebijakan pemerintahan Kennedy, baik domestik maupun luar negeri. Renungkan:

Dengan semua anggotanya yang cemerlang, sebenarnya kesuksesan pemerintahan kennedy hanya satu, yaitu mengatasi krisis peluru kendali di Kuba. Selain itu secara praktis mereka tidak mencapai apa pun. Anggota menyebut "pragmatisme" sebagai alasannya, misalnya penolakan pemerintahan Kennedy atas pengembangan peraturan dan prinsip-prinsip, dan desakan mereka untuk melatih segala sesuatu "berdasar keunggulannya". Namun jelas bagi setiap orang, termasuk pemerintah, bahwa asumsi yang mendasari kebijakan (asumsi yang absah untuk periode setelah perang) pada tahun 1960 telah menjadi semakin tidak realistis bagi urusan internasional, begitu juga kebijakan domestik.

Sebaliknya serupa dengan itu adalah kesalahan dalam memperlakukan kejadian baru seolah-olah adalah contoh lain dari masalah kuno dimana dan oleh karenanya, harus diterapkan aturan lama:

Ini merupakan kasus bola salju di mana kegagalan energi di tingkat lokal (perbatasan New York   dan Ontario) berkembang menjadi kegelapan total di seluruh Northeastern. Sebenarnya, petugas, terutama di New York, telah menetapkan aturan standar bila terjadi beban berlebih. Namun peralatan yang mereka gunakan telah memberi sinyal bahwa sesuatu yang luar biasa akan terjadi. Kondisi ini dapat disebut perkecualian.

Sebaliknya, satu kemenangan Presiden Kennedy dalam krisis peluru kendali di Kuba terletak pada tantangan yang dipikirkan secara mendalam sebagai suatu kejadian yang luar biasa dan pengecualian. Segera sesudah ia menerima tantangan ini, sumberdaya intelijennya yang luar biasa besar dan berani secara efektif mulai berperan. (Arh/Peter F. Drucker, 1967/hbr.org)
Share this article :

Posting Komentar

Subscribe via RSS Feed If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
 
Support : 'your link' | 'your link' | 'your link'
Copyright © 2014. ABYAKSA BUANA INFORMASI - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger