Seorang pemimpin yang efektif tahu kapan sebuah keputusan
harus berlandaskan prinsip, dan kapan keputusan dibuat secara pragmatis
tergantung kasusnya. Mereka tahu bahwa keputusan terumit adalah kompromi antara
yang benar dan buruk, dan mereka telah belajar untuk membedakan satu dengan
yang lainnya. Mereka tahu bahwa langkah yang paling banyak menghabiskan waktu
dalam suatu proses bukanlah pembuatan keputusan, tetapi pelaksannya. Jika
keputusan tidak diturunkan ke dalam bentuk pekerjaan, maka itu bukan keputusan;
itu hanyalah niat baik. Ini berarti bahwa, ketika keputusan yang efektif itu
sendiri didasari pada tingkat pemahaman konseptual tertinggi, maka komitmen
untuk bertindak harus sesuai dengan kapasitas pelaksananya.
Elemen yang ada dengan sendirinya "membentuk"
suatu keputusan. Sesungguhnya setiap keputusan adalah pertimbangan berisiko.
Kecuali jika elemen-elemen ini adalah batu loncatan suatu proses keputusan,
maka pemimpin tidak akan sampai pada keputusan yang tepat dan pasti tidak
efektif. Oleh karenanya, untuk dapat mengambil sebuah keputusan yang efektif,
uraikankanlah dahulu keputusan tersebut berdasarkan langkah dalam proses
pengambilan keputusan, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Mengklasifikasikan masalah. Apakah ini masalah generik?
Apakah ini masalah yang sifatnya pengecualian dan unik? Atau apakah ini
manifestasi pertama dari kasus jenis baru yang belum ada aturannya?
2. Mensdefinisikan masalah. Apa yang akan kita hadapi?
3. Menspesifikasikan masalah
Bagaimana "kondisi pembatas"-nya?
4. Memutuskan apa yang "benar", dan bukannya apa
yang dapat diterima, untuk memenuhi kondisi pembatas. Apa yang akan bemar-benar
memenuhi spesifikasi sebelum mengarahkan perhatian pada kompromi, adaptasi, dan
konsesi yang diperlukan agar keputusan dapat diterima?
5. Membangun tindakan yang harus dilaksanakan di dalam satu
keputusan. Apakah komitmen tindakan yang seharusnya dilakukan? siapa yang harus
tahu tentang hal ini?
6. Menguji keabsahan dan efektifitas keputusan yerhadao
serangkaian kejadian nyata. Bagaimana keputusan dijalankan? Apakah asumsi yang
melandasinya masih layak atau sudah usang?
(arh/sumber: Classic Drucker)
Posting Komentar