Ketika masa karir pada sebagian eksekutif telah memasuki
paruh baya, kebanyakan mengalami rasa bosan. Pada masa ini kebanyakan eksekutif
telah mencapai puncak karie bisnis mereka. Setelah 20 tahun melakukan pekerjaan
yang sama, mereka menjadi sangat terampil. Tetapi mereka tidak belajar,
berkonibusi, atau menperoleh tantangan dan kepuasan dari pekerjaan. Malah
tampaknya mereka masih akan menghadapi pekerjaan tersebut selama 20 atau 25
tahun berikutnya.
Bagaimana agar kita tidak terjebak pada keadaan seperti hal
diatas dan kita masih terus memiliki produktifitas pada karir. Ada tiga cara
untuk mengembangkan karier kedua.
Pertama, adalah dengan memulai sesuatu yang baru. Sering
kali hal ini tidak lebih dari berpindah dari satu jenis organisasi ke
organisasi lainnya.
Kedua, untuk mempersiapkan setengaha bagian kedua kehidupan
kita adalah dwmgan mengembangkan karir pararel. Banyak orang yang sangat sukses
dalam karir pertamanya namun tetap mengerjakan apa yang selama ini dikerjakannya,
baik sebagai karyawan tetap, paruh waktu, ataupun sebagai konsultan. Misalnya
mereka mengelola panti penampungan secara bergantian, sebagai petugas
perpustakaaan, duduk didewan sekolah dan lai -lain.
Akhirnya muncullah pengusaha sosial. Biasanya mereka ini
adalah orang-orang yang telah meraih sukses dalam karir mereka. Mereka
mencintai pekerjaan, tetapi pekerjaan itu tidak lagi memberikan tantangan.
Dalam hal ini kebanyakan mereka terus
mengerjakan apa yang selama ini dikerjakan, tetapi mengurangi sedikit demi
sesikit awaktunya untuk pekerjaan itu. Biasanya aktivitas yang mereka lakukan
adalah aktivitas nirlaba.
Ada satu persyaratan mutlak untuk mengelola paruh kedua
kehidupan Anda. Anda harus memulainya jauh sebelum Anda memasukinya. Dalam hal
ini Anda harus pandai untuk mempersiapkan sejak awal, mengelola diri sangatlah
jelas kalau tidak mau disebut mendasar. Dan jawabannya dapat terbukti dengan
sendirinya sampai pada titik yang terlihat naif. (arh/sumber Havard Business
Review)
Posting Komentar