Teknologi semakin berkembang cepat, manusia kini begitu dimanjakan dan
dimudahkan berkat kemajuan perkembangan teknologi. Sampai-sampai dalam menulis
sesuatu pun tak lagi banyak memerlukan sebuah alat berupa bolpoint atau pensil
dengan medianya sebuah buku. Kini hanya dengan sentuhan jemari kita dapat
menuliskan sesuatu di handphone, laptop dan juga ipod ataupun tablet.
Saya jadi teringat akan cerita kakek dan ayah saya yang dulu saat sekolah begitu mengandalkan daya ingat yang lumayan cukup menguras tenaga, mengapa bisa demikian? Ternyata tempo dulu siswa sekolah tidak dibekali yang namanya buku dan alat tulisnya. Mereka hanya dibekali yang namanya sabak, tahukah Anda apakah sabak itu? bagi sebagian orang yang pernah mendengar tentang sabak dari cerita kakek dan ayahnya tentunya mengetahui akan sabak.
Alat Tulis Sabak dan Grip
Sabak adalah sebuah alat tulis yang terbuat dari batu, dimana sebagai media untuk menulisnya berbentuk persegi panjang yang kalau kita perhatikan gambar diatas mirip sekali dengan bentuk tablet masa kini. Dan sebagai alat untuk menulisnya bernama grip.
Dalam penggunaannya sabak adalah bukunya sedang grip berperan sebagai
bolpoin-nya. Namun, sabak tidak seperti sebuah buku yang dapat menyimpan hasil
tulisan. Biasanya selesai mirid-murid menulis apa yang diterangkan oleh guru,
apa yang sudah ditulis dihapalkan selanjutnya sabak dihapus untuk melanjutkan
materi pelajaran berikutnya. Inilah suatu kelebihan orang-orang tempo dulu
dimana fokusnya mereka dalam menangkap pelajaran dan betapa hebatnya daya ingat
mereka. Sulit untuk dibayangkan betapa repotnya pada masa itu, yang seakan-akan
hidup dizaman batu padahal pada zaman itu sudah ditemukan kertas dan tinta
namun harganya mahal dan tidak terjangkau.
Tetapi dari keterbatasan dan kesulitan itu justeru telah melahirkan
orang-orang hebat pada zamannya. Dengan terbiasanya fokus pada tujuan dan daya
ingat yang tinggi telah menempa orang-orang pada zaman tersebut memiliki daya
pikir yang tajam, kritis dan berwawasan untuk maju. Dibalik kesukaran terdapat
rencana dan rancangan yang indah yang Tuhan persiapkan untuk kita, dengan
kesukaran telah menjadikan mereka memiliki mental yang kuat dan kritis.
Kini kita yang hidup dizaman yang begitu dimudahkan segalanya seharusnya
dapat lebih kritis dan memiliki wawasan yang lebih luas untuk tumbuh dan
berkembang serta memiliki keinginan yang kuat untuk memajukan negeri ini. Bukan
sebaliknya dengan segala kemudahan ini malah membuat kita cenderung menjadi
malas, seharusnya dengan kemajuan teknologi disegala bidang ini menjadikan kita
semakin giat baik menggali informasi maupun mencipta sebuah alat baru ataupun
mengembangkan teknologi yang ada menjafi lebih baik lagi. Sudah saatnya
Indonesia bangkit dan berdiri tegak dikaki sendiri seperti cita-cita para pendiri
negeri ini. Jika pemerintah kita masih bobrok dan borok serta tak dapat
diandalkan kenapa tidak kita berjuang dan memperjuangkan kemajuan negeri ini
lewat karya yang dapat kita hasilkan.
Pada zaman sabak telah melahirkan
orang-orang yang hebat yang memiliki dasar kuat untuk memajukan negeri ini.
Tentunya diera tabket dapat melahirkan orang-orang yang memiliki intergritas
dan wawasan yang lebih tinggi untuk memajukan negeri ini.
Sabak kini telah berevolusi
menjadi tablet yang memberikan kemudahan dalam beroleh informasi maka
selayaknya terlahir manusia-manusia Indonesia yang berwawasan luas, dan
memajukan negeri yang kaya ini. (abya/dari berbagai sumber)
Posting Komentar