Pola hidup sehat saat ini sudah menjadi
sebuah kebutuhan utama masyarakat. Hal ini mendorong pemenuhan produk pangan
harus berorientasi produk yang sehat dan memiliki kandungan nutrisi yang
lengkap. Peluang ini ditangkap
Kelompok Peternakan Rakyat Ayam Kampung Sukabumi (Kepraks) sebagai peluang
ekonomi yang sangat potensial.
Ketua Kepraks Ade M. Zulkarnain mengungkapkan kelompok peternak Kepraks kini tengah fokus menyediakan produk ayam kampung siap saji bagi konsumen Indonesia. Ayam kampung dari kelompok peternak Kepkraks ini adalah ayam kampong asli dan memiliki sertifikat lengkap, mulai dari dinas peternakan, kesehatan hingga sertifikat halal yang dikeluarkan MUI.
Ketua Kepraks Ade M. Zulkarnain mengungkapkan kelompok peternak Kepraks kini tengah fokus menyediakan produk ayam kampung siap saji bagi konsumen Indonesia. Ayam kampung dari kelompok peternak Kepkraks ini adalah ayam kampong asli dan memiliki sertifikat lengkap, mulai dari dinas peternakan, kesehatan hingga sertifikat halal yang dikeluarkan MUI.
Produk olahan yang dipatenkan dengan merek dagang "Ayam Sehat Ayam Kampung" ini dipasarkan dalam dua varian produk. ayam potong bias, dan ayam potong yang sudah dibumbui yang siap masak. Ayam-ayam tersebut dipasarkan dalam kemasan yang higienis ini menyasar masyarakat perkotaan dengan aktivitas tinggi dan menawarkan harga kompetitif dibandingkan dengan produk serupa yang dijual di pasar retail modern.
Harga yang ditawarkan oleh kelompok ini bervariasi tergantung bobot ayamnya diantaranya; Ayam kampung 8 ons dijual Rp 60-71 ribu. Ada per 1 ekor beratnya sekitar 5,4-5,5 ons, harganya Rp 68-70 ribu untuk ayam yang sudah siap goreng sudah dibumbui. Dalam pemasarannya kelompok Kepkraks menerapkan pola kemitraan dengan masyarakat yang berminat untuk menjadi agen pemasaran untuk produk-produk yang dihasilkan kelompok peternakannya.
Dengan biaya investasi sebesar Rp 15 juta ini, mitra atau agen pemasaran akan langsung mendapat 1 unit mesin pendingin, 50 ekor ayam yang sudah dipotong dan sudah dikemas dan spanduk atau sarana promosi. Dengan investasi sebesar Rp 15 juta tersebut, Ade menuturkan, mitra atau agen pemasaran bisa mendapat kembali modalnya hanya dalam waktu kurang lebih 1 bulan.
Dengan asumsi satu hari bisa jual 40 ekor, maka dalam 1 bulan agen sudah bisa balik modal. Perhitungannya adalah 1 ekor ayam kampong dari Kepkras Rp 50 ribu dan dijual Rp 65 ribu. Dengan begitu agen memiliki laba sebesar Rp 15 ribu. Jikalau dikalikan 40 ekor dan dikali 30 hari akan didapat angka Rp 18 juta. Itu berarti sudah balik modal begitula pak Ade menrangkan skema break even point yang akan diraih.
Saat ini, diakui Ade, kelompok peternaknya sudah memiliki sekitar 6 mitra agen pemasaran yang tersebar di Jakarta dan Tangerang. Hingga kini pihaknya masih membuka agen kemitraan, bagi yang berminat dapat menghubungi pak Ade. (abya/detik.com)
Posting Komentar