Ternyata pucuk daun teh tak melulu hanya dijadikan sebagai minuman teh saja tapi bisa jadi produk makanan olahan bernilai ekspor. Lewat tangan-tangan kreatif dan sebuah ide yang cerdas serta tentunya disiplin dalam mengaplikasikan ide tersebut. Di bawah naungan Arafa Tea, daun teh hijau dari perkebunan Ciwidey, Kabupatan Bandung, Jawa Barat bisa disulap menjadi berbagai panganan bernilai tambah seperti green tea rice cracker atau opak ketan. Panganan ini merupakan opak ketan yang dicampur cokelat green tea ditaburi dengan genmaicha atau semacam teh Jepang dengan beras organik yang ada kandungan kolagen di dalamnya. Harga panganan ini cukup terjangkau Rp 15 ribu per bungkus.
Selain itu, teh hijau juga bisa dibuat keripik kentang cokelat green tea. Bahan bakunya dari kentang goreng dilumuri cokelat teh hijau, harganya Rp 20 ribu per bungkus. Ada lagi, cokelat kopi yaitu cokelat rasa kopi yang di dalamnya ada biji kopi luwak, harganya Rp 45 ribu untuk satu toples yang isinya 25 butir cokelat.
Sedangkan produk unggulannya, cokelat green tea yang dihargai Rp 10 ribu saja per buahnya. Produk-produk olahan dari teh hijau itu dipasarkan sampai ke Malaysia. Di sana, pasarnya sangat menjanjikan.
Cokelat ini bisa diproduksi hingga 2.000-3.000 batang setiap bulannya. Sementara untuk cracker green tea diproduksi hingga 1.500 bungkus per bulan.
Omzet rata-rata dari penjualan produk teh cokelat tersebut saat ini mencapai Rp 20 juta sampai Rp 30 juta per bulan. Untuk terus mengembangkan bisnisnya itu, Arafa Tea sedang mencoba menyasar pasar ekspor ke Belanda.
Untuk pasar Belanda, Arafa Tea menawarkan salah satu produk unggulan lainnya berupa white tea. Salah satu produk tea yang bernilai ekonomi tinggi. Dimana harga per 30 gramnya adalah Rp. 125 ribu, white tea ini dikenal sebagai teh yang memiliki anti oksidan yang tinggi. Selain white tea, Arafa Tea juga akan memasarkan balck tea ke Belanda dengan harga Rp. 75 ribu per gram. (Arh/Sy/ sumber gambar: lakupon.com)
Posting Komentar