a
|
"Itu
bisa aku singkirkan," kata Kapak. Pukulan-pukulannya keras sekali menghantam
baja yang kuat dan keras juga itu. Tapi tiap bacokan hanya membuat kapak itu
lebih tumpul sendiri sampai ia berhenti.
"Sini,
biar aku yang urus," kata Gergaji. Dengan gigi-gigi yang tajam tanpa perasaan,
iapun mulai menggergaji. Tapi kaget dan kecewa ia, semua giginya jadi tumpul
dan rontok.
"Apa
kubilang," kata Palu, "Kan aku sudah omong, kalian tak bisa. Sini,
sini aku tunjukkan caranya." Tapi baru sekali ia memukul, kepalanya
terpental sendiri, dan baja tetap tak berubah.
"Boleh
aku coba?" tanya Nyala Api. Dan iapun melingkarkan diri, dengan lembut
menggeluti, memeluk, dan mendekapnya erat-erat tanpa mau melepaskannya. Baja
yang keras itupun meleleh cair.
Ada banyak hati yang cukup keras untuk melawan
kemurkaan dan amukan kemarahan demi harga tinggi. Tapi jarang ada hati yang
tahan melawan nyala api cinta kasih yang hangat. Betapa arif bijak ada dalam
sebuah kelembutan dan kehangatan.seperti api mencairkan hati yang dingin. Ah,
tak ada yang tahan menampik nyala cinta kasih.(arh)
Cintailah orang yang kau cintai sekedarnya saja:
siapa tahu. pada suatu
hari kelak, ia akan berbalik menjadi orang yang
kaubenci. Dan bencilah
orang yang kau benci sekedarnya saja; siapa tahu.
pada suatu hari kelak,
ia akan menjadi orang yang kaucintai.
(Imam Ali RA)
Posting Komentar