Banyak yang mengira bahwa seoatu merk bata adalah asli buatan Indonesia,
jika dilihat dari nama dan tempat asal pabrik dan kantornya di Kalibata
Jakarta tentunya tidak salah jika kebanyakan orang mengira sepatu bata
asli produk Indonesia. Padahal itu nama pendirinya, Tomas Bata,
pengusaha asal Cekoslovakia. Nama Kalibata sendiri punya sejarah lain.
Konon nama itu muncul karena sungai di kawasan itu kerap dilalui rakit
pembawa batu bata dari Bogor menuju Jakarta.
Dari sinilah bisnis sepatu Bata menggurita ke seluruh pelosok Tanah Air.
Hampir 90 persen bahan baku dipasok dari dalam negeri. Bata menikmati
masa jaya hingga era 1980. Hampir semua orang yang besar di era itu
pernah menjajal sepatu ini. Pada 24 Maret 1984, perusahaan associate
dari Bata Shoe Organization yang berpusat di Lusanne, Swiss, itu
tercatat di Bursa Efek Jakarta sebagai PT Sepatu Bata Tbk. Di tengah
kepungan berbagai merek sepatu yang membanjiri Tanah Air, Bata yang kini
dipegang oleh generasi ketiga, Thomas G. Bata, berusaha bertahan dengan
mengedepankan kualitas yang sudah digaungkan secara turun-temurun dan
harga terjangkau. Dua strategi ini membuat perusahaan modal asing itu
tak jatuh diguncang badai krisis ekonomi yang menghajar Indonesia pada
1997-1998.
Pada 2008 mereka memindahkan pabrik dan pusat distribusi dari Kalibata
ke Purwakarta. Inovasi terus dikembangkan, antara lain dengan
mengeluarkan merek alternatif seperti North Star, Power, Bubblegummers,
dan Marie-Claire. Distribusi pemasaran terus digenjot, dari mal besar
sampai toko-toko Bata di pinggir jalan. Hasilnya cukup memuaskan. Pada
2008, perusahaan yang menyasar keluarga kelas menengah itu mampu
membukukan hasil penjualan bersih Rp 539,8 miliar atau meningkat 9,3
persen dari tahun sebelumnya.(abya/sumber tempo.com)
Sebetulnya sepatu Bata sudah wira-wiri di Tanah Air sejak 1931 lewat
jalur impor, didatangkan dari Singapura (dulu Malaya). Pengimpornya
perusahaan penyalur sepatu NV Nederlandsch-Indische di kawasan
pergudangan Tanjung Priok. Enam tahun kemudian, Tomas Bata, sang
pemilik, membangun pabrik raksasa di tengah-tengah perkebunan karet di
Kalibata.
Posting Komentar