Produk Indonesia dibidang perkebunan dan produk herbal memiliki
pangsa pasar yang tinggi akhir-akhir ini. Kepercayaan konsumen luar negeri pada produk Indonesia sungguh luar biasa, ini
dapat dilihat dari transaksi ekspor di bidang ini yang mengalami trend yang
meningkat. Hal ini sungguh menggembirakan bagi petani kita yang selama ini
mendapatkan kekurangan dukungan dari pemerintah. Diharapkan dengan mulai
menggeliatnya permintaan pasar luar negeri dapat mendongkrat tingkat
kesejahteraan kaum petani yang notabenenya mereka adalah salah satu pahlawan
tanda jasa bagi negeri ini, coba dibayangkan bagaimana jadinya apbila bangsa
Indonesia tidak memiliki petani? Siapa yang akan menyediakan bahan pangan untuk
rakyat Indonesia? Apakah selamanya kita harus bergantung pada impor? Jelas dengan
adanya petani maka masyarakat Indonesia masih dapat berharap ketersediaan sector
pangan terpenuhi.
Dalam hal ini Kementerian Perdagangan menegaskan produk makanan
ringan, cokelat, jelly, nata de coco, kue lapis, cabe olahan, teh, sari
temulawak, dan jamu herbal sangat diminati para investor. Taiwan, China, Hong
Kong, Singapura, Filipina, Jerrrian, AS, Guatemala, dan Nigeria sangat minati
produk alam berupa produk makanan dan minuman kesehatan, seperti temulawak,
lidah buaya.
Bahkan, pembeli internasional menunjukkan minat yang besar untuk melakukan kerja sama bisnis business to business dengan pengusaha Indonesia dan melakukan pemesanan trial order. Paling tidak Indonesia meraih penjualan sekitar US$ 343.000 pada food Taipei 2012 yang merupakan pameran industri makanan terbesar di Taiwan dan pameran industri makanan pertama di kawasan Asia.
"Keikutsertaan Indonesia pada pameran ini agar perusahaan Indonesia dapat mempromosir kan produk dan memperluas pangsa pasar interfiasional," ujar Direktur Promosi dan Citra Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan, Pradnyawati dalam rilis yang diterima Neraca di Jakarta, Minggu (15/7).
Food Taipei 2012 merupakan ajang tahunan yang telah diselenggarakan sebanyak 22 kali oleh Taiwan External Trade Development Council (TAITRA) dengan menampilkan aneka ragam produk makanan dan minuman internasional, perlengkapan katering, peralatan masak perhotelan, dan produk kemasan.
Tahun ini, acara tersebut diikuti oleh sekitar 1.530 eksibitor yang berasal dari 30 negara di diinia, antaxa lain Amerika Serikat, Jepang, Korea, India, Yunani, Guatemala, Macau, dan Indonesia. Total pengunjung yang datang mencapai 55.000 orang pembeli dari domestik maupun luar negeri.
Paviliun Indonesia menampilkan sembilan perusahaan Indonesia yang sudah memiliki reputasi dalam industri makanan dr Indonesia maupun internasional, yaitu PT Garuda Food Putra Putri Jaya, PT Nyonya Meneer, PT Niramas Utama, PT BT Cocoa, PT Forisa Nusapersada, PT Sinar Sosro, PT Helmigs, PT Marizarasa Sarimurni, dan CV Dua Banteng.
Beberapa waktu lalu, Menteri Perindustrian MS Hidayat menyatakan keberadaan industri kosmetik dan produk herbal Indonesia memiliki prospek bisnis cerah.
Namun, penyediaan bahan baku lokal masih menjadi tantangan pengembangan industri tersebut "Omzet kosmetik nasional Rp7 triliun, sedangkan produk herbal nasional mencapai Rp11 triliun pada 2011," kata Hidayat.
Menurut Hidayat ada tren di masyarakat untuk menggunakan kosmetik berbahan alami. Hal itu didukung dengan potensi tanaman obat, kosmetik, dan aromatik di Indonesia dengan jumlah 30 ribu jenis.
Bahkan, pembeli internasional menunjukkan minat yang besar untuk melakukan kerja sama bisnis business to business dengan pengusaha Indonesia dan melakukan pemesanan trial order. Paling tidak Indonesia meraih penjualan sekitar US$ 343.000 pada food Taipei 2012 yang merupakan pameran industri makanan terbesar di Taiwan dan pameran industri makanan pertama di kawasan Asia.
"Keikutsertaan Indonesia pada pameran ini agar perusahaan Indonesia dapat mempromosir kan produk dan memperluas pangsa pasar interfiasional," ujar Direktur Promosi dan Citra Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan, Pradnyawati dalam rilis yang diterima Neraca di Jakarta, Minggu (15/7).
Food Taipei 2012 merupakan ajang tahunan yang telah diselenggarakan sebanyak 22 kali oleh Taiwan External Trade Development Council (TAITRA) dengan menampilkan aneka ragam produk makanan dan minuman internasional, perlengkapan katering, peralatan masak perhotelan, dan produk kemasan.
Tahun ini, acara tersebut diikuti oleh sekitar 1.530 eksibitor yang berasal dari 30 negara di diinia, antaxa lain Amerika Serikat, Jepang, Korea, India, Yunani, Guatemala, Macau, dan Indonesia. Total pengunjung yang datang mencapai 55.000 orang pembeli dari domestik maupun luar negeri.
Paviliun Indonesia menampilkan sembilan perusahaan Indonesia yang sudah memiliki reputasi dalam industri makanan dr Indonesia maupun internasional, yaitu PT Garuda Food Putra Putri Jaya, PT Nyonya Meneer, PT Niramas Utama, PT BT Cocoa, PT Forisa Nusapersada, PT Sinar Sosro, PT Helmigs, PT Marizarasa Sarimurni, dan CV Dua Banteng.
Beberapa waktu lalu, Menteri Perindustrian MS Hidayat menyatakan keberadaan industri kosmetik dan produk herbal Indonesia memiliki prospek bisnis cerah.
Namun, penyediaan bahan baku lokal masih menjadi tantangan pengembangan industri tersebut "Omzet kosmetik nasional Rp7 triliun, sedangkan produk herbal nasional mencapai Rp11 triliun pada 2011," kata Hidayat.
Menurut Hidayat ada tren di masyarakat untuk menggunakan kosmetik berbahan alami. Hal itu didukung dengan potensi tanaman obat, kosmetik, dan aromatik di Indonesia dengan jumlah 30 ribu jenis.
(sy/sumber : Harian Ekonomi Neraca)
Posting Komentar