Home » » Menjual Tanpa Terlihat Seperti Menjual

Menjual Tanpa Terlihat Seperti Menjual

Written By Unknown on 23/09/14 | 9/23/2014



Terkadang kita sudah bersusah payah menawarkan produk yang kita jual kepada calon kliennya dan berujung dengan penolakan. Apalagi bila calon klien kita berlevel kepala atau manager, seringnya mereka mengatakan tidak ada waktu untuk mendengarkan paparan penawaran kita. Kecewa, tentunya itulah perasaan yang timbul di dalam diri. Namun dibalik semua itu, adalah rangkaian sebuah seni dari berbisnis.

 Bagaimana cara kita membangun komunikasi yang dapat mencairkan suasana dengan calon klien. Berikut ini dipaparkan beberapa teknik dalam membangun komunikasi dengan calon klien bersama Paul Spiegelman, seorang CEO dari BerryHealth sebuah perusahaan jasa pelayanan medis yang dikutip dari liputan6.com.

"Semakin lama aku berbisnis, semakin aku menyadari bahwa urusan menjual produk atau jasa, kecil kaitannya dengan produk atau jasa itu sendiri," kata Paul Spiegelman, pendiri dan CEO BerylHealth.

Menurutnya, menjual adalah tentang membangun hubungan kepercayaan. Dan salah satu cara membangun hubungan kepercayaan yang ia lakukan adalah dengan cara menemukan kesamaan.

Sebagai CEO, ia menyadari bahwa ia bertanggung jawab atas penjualan dan ia berada dalam posisi yang unik di mana ia dituntut untuk membangun hubungan dengan relasinya di perusahaan di mana ia berusaha menawarkan produknya.

Masalah yang ia hadapi adalah perusahaan Beryl merupakan sebuah perusahaan yang masih terhitung kecil di tengah-tengah pasar industri kesehatan. Dan ia mendapati bahwa mendekati para kepala atau Direktur, rasanya seperti berjalan menuju acara makan malam di Gedung Putih tanpa undangan. Rasio keberhasilannya kecil. Bahkan lebih besar kemungkinannya keluar dengan tangan hanpa  alias nihil.

Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya pengalaman, ia menyadari bahwa cara terbaik untuk menjual kepada mereka adalah dengan "meningkatkan pembicaraan" melampaui tema tentang produk atau jasa yang ditawarkan.

Sebenarnya, menurut Paul Spiegelman, semakin tinggi level seseorang di perusahaan, semakin tidak tertarik ia dengan fitur dan benefit produk yang ditawarkan.

Sebaiknya, produk atau jasa kita jangan pernah dijadikan topik utama di beberapa interaksi pertama Anda. Carilah cara untuk membangun sebuah hubungan kepercayaan, maka order akan mengikuti. Dalam hal ini kita harus sabar,disiplin dan ulet.

Berikut ini ada  lima cara menjual tanpa berusaha menjual yang dibagikan oleh Paul Spiegelman:

1. Jadilah pemimpin yang cerdik
"Tidak ada yang menonjol dari apa yang saya lakukan. Bisnis saya adalah sebuah bisnis komoditi: jasa alih daya call center rumah sakit. Maka saya memulainya dari entitas yang berbeda, sebuah lembaga penelitian, untuk  menangkap pertanyaan dan isu yang lebih besar tentang pengalaman pasien di pelayanan kesehatan", ungkap Paul.

Lembaga ini menghasilkan studi-studi kasus dan paper-paper yang penuh data mengenai topik yang ada di dalam benak para eksekutif industri kesehatan. "Hal ini memberi Beryl sebuah tingkat kredibilitas yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya, yang menghasilkan sebuah efek halo yang melampaui kapasitas kami".

2. Temukan passion (hasrat atau gairah) terbesar Anda
"Passion terbesar saya dalam bisnis adalah budaya perusahaan dan keterlibatan karyawan," ucap Paul. Menurutnya, dua hal itu adalah subjek yang paling dicari dan paling ingin dibicarakan oleh para CEO, terutama dalam bidang layanan kesehatan yang saat ini sedang mengalami transformasi budaya.

3. Berbagi pengetahuan
"Ketika saya menghubungi seorang CEO tentang topik yang ia minati, saya akan mencari berita-berita paling mutakhir tentang topik itu dan menyerap berbagai informasi-informasi tambahan yang relevan. Saya sering mengirim hard copy sebuah artikel penting dengan catatan-catatan pendek tulisan tangan," ungkap Paul.

Sentuhan personal, menurutnya, masih merupakan alat yang ampuh untuk membangun hubungan kepercayaan.

4. Meminta nasihat
Daripada menjual sesuatu kepada CEO, lebih baik jelaskan visi dan strategi perusahaan Anda, dan tanyakan kepadanya apakah Anda sudah di jalur yang benar. Seorang eksekutif top selalu lebih dari sekedar senang untuk memberi Anda feedback yang jujur. Dan pada saat itulah sebenarnya tanpa dia sadari mulai "membeli" untuk kesuksesan Anda.

5. Wawancarai seorang eksekutif untuk sebuah buku atau artikel
"Saya sedang menulis buku ketiga saya, yang khusus membahas tentang industri kesehatan. Saya telah mewawancarai 25 CEO rumah sakit dan saya belum berhenti sampai sekarang," ungkapnya. Kebanyakan orang merasa terhormat diwawancarai untuk sebuah publikasi.

"Sadarkah Anda ada yang kurang dari tips ini? Produknya,  prospek, yang mungkin  saya belum tahu apa yang sebenarnya dilakukan perusahaan saya. Tetapi, dalam prosesnya, saya cenderung sudah belajar tentang tantangan bisnis calon klien saya, sudah tahu apa yang dia mau, dan sudah mengembangkan kepercayaan dan kredibilitas".

Bila Anda mengikuti nasehat ini, ada kemungkinan teman baru Anda akan bertanya apakah Anda dapat membantunya. Bila tidak, setidaknya Anda telah mendapatkan kesempatan untuk menawarkan bantuan. Dan sekarang, bukan sekedar bekerja untuk perusahaan Anda dan memacu diri Anda lagi dan lagi, tapi Anda telah mendapatkan dukungan, dan membangun kesuksesan Anda dari atas.

"Saya percaya, Anda akan segera melihat pertumbuhan penjualan di luar hubungan yang telah Anda bangun, dan merasa bersyukur membantu menemukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan oleh orang hebat yang baru saja Anda kenali," tegasnya. (abya/liputan6.com)
Share this article :

Posting Komentar

Subscribe via RSS Feed If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
 
Support : 'your link' | 'your link' | 'your link'
Copyright © 2014. ABYAKSA BUANA INFORMASI - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger